Imitasi
adalah suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan maupun aksi seperti yang
dilakukan oleh model dengan melibatkan indera sebagai penerima rangsang dan
pemasangan kemampuan persepsi untuk mengolah informasi dari rangsang dengan
kemampuan aksi untuk melakukan gerakan motorik. Proses ini melibatkan kemampuan
kognisi tahap tinggi karena tidak hanya melibatkan bahasa namun juga pemahaman
terhadap pemikiran orang lain.
Identifikasi adalah kecenderungan dalam diri
seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Orang lain yang menjadi sasaran
identifikasi dinamakan idola. Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari
proses imitasi dan sugesti yang pengaruhnya sangat kuat. Misalnya remaja
mengidentifikasi dirinya dengan seorang penyanyi terkenal yang dikagumi,
sehingga ia rela mengubah penampilan dirinya. Mulai dari cara berpakaian,
berdandan, dan model rambut diupayakan seperti penyanyi yang menjadi idolanya.
Simpati adalah
ketertarikan seseorang kepada orang lain hingga mampu merasakan perasaan orang
lain tersebut. Contoh: membantu orang lain yang terkena musibah hingga
memunculkan emosional yang mampu merasakan orang yang terkena musibah tersebut.
Jurnalistik memang diakui sebagai ilmu yang
berusaha membantu banyak orang; membantu masyarakat memperoleh informasi
melalui hasil jurnalistik, dan juga membantu masyarakat untuk membagi
perasaannya ketika mengalami masalah yang tidak bisa dipecahkan sendiri.
Ternyata selain membutuhkan simpati, jurnalistik juga mengundang simpati orang
lain.
Seorang praktisi jurnalis memberitakan seorang
korban bencana alam, secara tidak langsung sangat membantu korban tersebut
untuk memperoleh bantuan secara materi dari orang yang melihat beritanya. Entah
seperti apa nasibnya apabila korban bencana alam tersebut tidak diberitakan
secara mendalam melewati hati nurani, namun hanya diberitakan sebatas wacana
informasi atas suatu kejadian.
Simpati dibutuhkan oleh praktisi jurnalistik dalam
pekerjaannya. Ini karena pekerjaan jurnalistik adalah pekerjaan yang harus
berhubungan dengan banyak orang, berbeda latar,pengetahuan kebudayaan, bahkan
berbeda tingkat emosi. Praktisi jurnalis yang hanya menggunakan teknik
wawancara dan sebagainya akan gagal melakukan pekerjaannya karena hal seperti
itu hanya akan berasa seperti gangguan saja bagi subjek berita.
Empati adalah
pendalaman dari rasa simpati yang mampu mempengaruhi pada kondisi fisik dan
mental seseorang. Contoh: tangis sedih ketika melihat saudara-saudara yang
tertimpa musibah hingga kehilangan nyawa.
Melalui empati, seseorang dalam merasakan perasaan
serta beban mental orang lain akan lebih terasa, bahkan dapat dikatakan bahwa
kita juga mendapat perasaan serta beban mental tersebut. Dengan perasaan empati
seperti itu, seorang jurnalis akan merasa jauh lebih mudah dalam mendapatkan
berita dari seseorang yang terkena musibah.
Empati lebih ditekankan dalam keadaan yang khusus,
misal, ketika ada penggusuran lahan tinggal, atau ketika baru saja terjadi
bencana alam. Seorang jurnalis seharusnya tidak hanya memberitakannya kejadian
di sana, namun, jurnalis tersebut diharapkan juga membantu para korban dalam
upaya mengurangi beban secara fisik dan mental.
Empati dan simpati ini bersifat manusiawi. Dalam
pekerjaannya, jurnalis merupakan pekerjaan yang menuntut untuk berbuat serta
berpikir. Seperti dikatakan sebelumnya, jurnalis juga manusia. Manusia yang
mampu untuk berpikir serta memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda. Hal
inilah yang membedakan antara jurnalis satu dengan yang lain. Kualitas hati
yang digunakan dalam praktiknya akan sangat berpengaruh besar terhadap
perbuatannya dalam melakukan pekerjaannya.
Sugesti adalah proses psikologis dimana
seseorang membimbing pikiran, perasaan, atau perilaku orang lain. Penulis topik
psikologi pada abad kesembilanbelas seperti William James menggunakan kata-kata
suggest dan suggestion dalam pengertian mendekati
maknanya dalam percakapan sehari-hari,-kata saran (suggest) mengacu arti
harfiah "memberi saran" kepada orang lain sementara sugesti
(suggestion) mengacu kepada pikiran .